PONOROGO - Perwakilan 250 mahasiswa bersama jajaran pimpinan Universitas Brawijaya secara resmi disambut oleh Bupati Ponorogo, H. Sugiri Sancoko SE, MM ditemani dengan perangkat desa serta Letnan Kolonel Infanteri Hirta Juni Adriansyah selaku Komandan Kodim 0802 Ponorogo dalam penerimaan peserta program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) 2023, di pendopo Kantor Kabupaten, Senin (3/7/2023).
Pada kegiatan tersebut 582 mahasiswa UB akan dilibatkan dalam pembangunan 42 desa terbarukan melalui disiplin keilmuan dan pengabdian yang nantinya diaplikasikan ke masing-masing daerah. Peran aktif mahasiswa menjadi landasan untuk mengembangkan berbagai sektor pembangunan desa, seperti pemberdayaan lingkungan, peningkatan kesehatan, pendidikan, maupun teknologi.
Antusiasme pemerintah Ponorogo dalam penyelenggaraan program MMD ini mendapatkan perhatian langsung dari Bupati dan para kepala desa. Beberapa daerah memiliki peluang di bidang pertanian maupun peternakan yang cukup besar, namun sayangnya potensi tersebut belum bisa dimaksimalkan untuk mengangkat kota Ponorogo.
Hingga kini nama Ponorogo masih melekat dengan eksistensi kultur daerah yaitu tarian tradisional Reog, pertunjukan kesenian tersebut bahkan sudah masuk dalam salah satu daftar UNESCO sebagai salah satu warisan budaya Indonesia. Maka dari itu dirinya berharap dengan kehadiran peserta MMD menjadi langkah kongkrit guna memperlihatkan kapasitas Kabupaten Ponorogo dari perspektif yang lebih luas.
Perguruan Tinggi dengan Kabupaten Ponorogo sudah sering melakukan kerjasama dalam hal peningkatan kualitas desa, tidak sedikit mahasiswa maupun dosen pengajar turut serta berpartisipasi melakukan penelitian maupun pengabdian. “Tentunya sebagai stakeholder, saya sangat terbuka dengan beragam inovasi mahasiswa maupun ide-ide kreatif yang nantinya dapat memenuhi kebutuhan desa, semoga program MMD ini dapat mewujudkan hasil positif melalui kolaborasi bersama antara akademisi, masyarakat maupun pemerintah, ” ungkapnya.
Prof. Dr. Unti Ludigdo SE, Msi, Ak selaku Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi berpesan jika kegiatan MMD ini menjadi sebuah komitmen dan sinergi kampus UB dengan seluruh unsur pemerintahan untuk mewujudkan perubahan desa yang lebih baik, memberikan manfaat secara masif dan berkelanjutan.
Ia juga berharap agar peserta MMD dapat menjalankan fungsi dan tugasnya sesuai dengan arahan perangkat desa, menjaga nama baik almamater, serta memberikan solusi secara berkelanjutan terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi di masyarakat.
Selama 40 hari kedepan mahasiswa akan mengasah keterampilan, melakukan studi kasus, beradaptasi dengan kehidupan yang baru dan bersinergi bersama aparat desa untuk merealisasikan program kerja. Disamping itu Dosen Pendamping Lapang (DPL) nantinya akan bertanggung jawab untuk melakukan supervisi, memberi bimbingan teknis hingga monitoring evaluasi terhadap kelompoknya masing-masing. (humas)